Judul memang harus me-narik. Haha
Hampir semua dari kita tahu arti syukur. Yang terbesit
pertama kali mungkin semacam hamdalah, sujud syukur, atau semacam ucapan terima
kasih, dan seterusnya.
Apakah kau sama sepertiku? Aku baru tahu makna syukur
yang praktis. Bukan baru tahu, lebih tepatnya baru sadar.
Seseorang berinisial Inayah Adi Oktaviana (eh!) suatu
kali ngobrol bareng aku. Kami sharing masalah minat dan bakat. Salah satu
perbedaan aku sama dia, dia mengeksplor kemampuannya, sedang aku tidak. Dia
terkejut, “Lho, kenapa?”
“Gapapa, Mbak. Gak pede aja...”
Dia bilang, “Dulu aku juga gitu, Dek. Tapi, ...” kita
harus bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita. Tandanya kita syukur
atas kemampuan yang kita miliki ya mengeksplornya. Masak sudah diberi kemampuan
kita tidak memanfaatnya.
Jadi, makna syukur itu luas. Tidak hanya teori. Tidak
hanya bilang ‘alhamdulillah’. Kita juga harus mempraktekkan ‘alhamdulillah’
itu. Tangan ini rezeki, karunia, rahmat yang Allah kasih. Kita harus
memanfaatkan tangan ini untuk berdakwah. Salah satu cara berdakwah melalui
tangan, mungkin bisa dengan menulis, menggambar, dan sebagainya. Allah kasih
otak untuk berpikir ya kita gunakan semaksimal mungkin. Jangan hanya punya.
Kalau cuma modal punya, lihat saja, kita punya tambang emas terbesar di Papua.
Siapa yang mengeksplornya? Dan siapa yang rugi?
Sekarang kamu sebutin, bagian tubuhmu yang manakah
yang belum produktif? Seandainya kita tahu seluruh anggota tubuh ini
bermanfaat, maka kita bisa menghasilkan hal yang lebih besar dari yang kita
bayangkan. Tapi kebanyakan dari kita cuma pura-pura tahu.
Jujur saja, malu rasanya bikin tulisan ini. Tapi
tujuannya bukan untuk menunjukkan bahwa aku tidak bersyukur, melainkan
mengingatkan betapa kurang bersyukurnya kita.
“Aku sudah hebat, aku selalu bersyukur,”
Ingatlah, iblis dikutuk karena kesombongannya.
Sebersyukurnya kamu, jangan merasa sudah bersyukur. Iya, mungkin kamu sudah,
tapi sebenarnya kita tidak pernah benar-benar bersyukur...
“...Dan manusia itu
adalah selalu tidak berterima kasih.”
“...Sesungguhnya Allah
mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 243)
“...Sesungguhnya Allah
benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi
kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya).”
(QS. Yunus [10] : 60)
“Dan Dialah yang telah
menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat
sedikitlah kamu bersyukur.”
(QS. Al-Mu'minun [23] : 78)
“Dan sesungguhnya Tuhanmu
benar-benar mempunyai kurnia yang besar (yang diberikan-Nya) kepada manusia,
tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya).”
(QS. An-Naml [27] : 73)
“Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur.”
(QS. As-Sajdah [32] : 9)
“...Bekerjalah hai
keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari
hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.”
(QS. Saba' [34] : 13)
“...Sesungguhnya Allah
benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur.”
(QS. Ghafir [40] : 61)
“Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan
kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi)
amat sedikit kamu bersyukur.”
(QS. Al-Mulk [67]
: 23)

0 komentar:
Posting Komentar