... السلام عليكم

Rabu, 19 November 2014

Mangga Nglenggana




Pangkon
Mangga nglenggana (dibaca: monggo nglenggono). Adalah gagasan dari pikiran ini.
Kita mulai dengan falsafah Jawa ...

“Wong Jawa yen dipangku mati.”
Yaitu,
orang yang jika dipuji tidak kreatif, dimanja tidak produktif, dicela mati kutu. Istilah gampangnya, dipuji terbang, dicaci tumbang. Ini bisa dipakai sebagai sindiran halus bagi mereka yang mengidolakan seseorang, lantas apa-apa yang dilakuin seseorang itu baik di matanya. So, guys, kalau “memangku” orang, jangan membuatnya “mati”. 
Kita harus buka mata. 
Kalau baik ya bilang baik, kalau tidak jangan bilang tidak tapi diperbaiki.

Intinya, jangan tanamkan falsafah Jawa di atas.

Sebaiknya sebaliknya,
bedakan huruf Jawa dengan orang Jawa dalam dirimu.
“Huruf Jawa yen dipangku mati, wong Jawa yen dipangku nglenggana.” (Diyono : 2014)
Artinya, huruf Jawa jika dipangku mematikan aksara, sedangkan orang Jawa jika “dipangku” (dipuji atau dicela) memperhatikan tata krama, unggah-ungguh, sopan santun, menempatkan diri sesuai porsinya.
Ya. Huruf jawa jika dipangku memang mati. Tapi kamu bukan huruf Jawa. Kamu orang Jawa. Jadi, cukuplah huruf Jawa yang dipangku mati, wong Jawa jangan.

Mari menempatkan diri. Mangga nglenggana.

0 komentar:





Terima kasih. Semoga bermanfaat.
... والسلامعليكم

Kacamata

 

Ardiarti Bangun Wijaya Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez