Sekarang, model kerudung udah gak karuan. Nyeleneh. Pergi ke market, berharap gak nemuin kerudung-kerudung kayak yang di mall sana, ternyata, sama aja. Hello~ What’s happening to the world of Islam now? Kelihatannya toko busana Islam saja, jual kerudung aneka ragam gaya. Gaya dada, gaya pungung, gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya katak, gaya kalajengking pun ada. Sedihnya,
normal style has been limited edition.
normal style has been limited edition.
Wear hijab the right way
Kampanye “wear hijab the right way” mengalun di mana-mana. Terutama Facebook. Salah satu komentar pemakai hijab (hijab dalam tanda kutip), “Semua kan tergantung niat. Mau pake model kayak apapun kalau niatnya bersih itu lebih baik daripada yang gak bermodel tapi niatnya bernoda. Lagian cuma Allah yang paham niat hamba-Nya”
Baik, baiklah. Niat ya? Kalau ada yang gak berhijab, dia bilang niatnya berhijab, itu disebut niat? Itu tetap disebut berhijab? Ya! Benar sekali hanya Dia yang tahu niat. Pertanyaan saya, darimana anda tahu dia niat berhijab? Dari bibir? Niat itu di hati. Tak seorang pun paham niat seseorang hingga orang itu menampakkannya dengan perbuatan. Dengan aksi nyata. Jadi, aplikasinya “Don’t judge a book by its cover” itu hampir mustahil. Faktanya terkadang kita harus menilai orang dari covernya. Toh kalau dia benar-benar niat, dia pastinya ngelakuin. Semoga anda tidak berharap ada orang telanjang di tempat umum yang berteriak “Niatku untuk Allah”, lalu anda sebut niat dia tulus. Bersih. Lantas anda memujinya. Salah! Anda salah menilai. Dia orang gila.
Salah arah
Otherwise, I feel that the campaign has turned into a popularity and beauty contest despite its humble intentions. Ada kontes kecantikan yang bawa-bawa nama hijab. Alhasil wanita berhijab jadi konsumsi publik. Katanya, katanya nih, niatnya mengkampanyekan hijab. Well, kita tidak menilai niat. Kita “melihat” apa yang mereka sodorkan. Mungkin penyelenggara tidak menyadarinya atau kurang pemahaman. Eits! Bukan berarti pemahaman saya lebih. Hanya mengingatkan.
Bukan cuma kontes kecantikan. Kampanye soal hijab di jejaring sosial bisa juga salah arah. Menyimpang dari niat awal. Mungkin, ada yang memposting atau membuat grup atau fanpage tentang “wear hijab the right way” hanya supaya kita “like” postingan itu. Kemudian karena like yang banyak, dia jadi gencar beraksi sampai-sampai dia tidak sadar dia sedang menyudutkan saudaranya sendiri. Semoga kita tidak lupa, hidayah datang dari Allah. Bukan dari kita. Sekali lagi, ini cuma mengingatkan. Melihat dari pandangan psikis.
Lanjutkan kampanye-nya! Niatkan untuk perbaikan, untuk Allah semata. J
Lanjutkan kampanye-nya! Niatkan untuk perbaikan, untuk Allah semata. J
A protected pearl
Jika diibaratkan sesuatu, saya sangat setuju jika wanita ibarat mutiara. Bukan mawar, mahkota, atau apapun.
Kita bicara pada umumnya saja. Pada umumnya, mutiara itu indah. Sepakat! Tapi tetap, wanitalah seindah-undahnya perhiasan.
Tahu proses mendapatkan mutiara? Jika tidak, baca dululah~ Di bawah ini beberapa contoh perumpamaan antara wanita dan mutiara -- tepatnya mutiara yang diperoleh secara buatan.
Tahu proses mendapatkan mutiara? Jika tidak, baca dululah~ Di bawah ini beberapa contoh perumpamaan antara wanita dan mutiara -- tepatnya mutiara yang diperoleh secara buatan.
Saya ingat pertama kali saya tahu bagaimana tidak gampangnya seseorang untuk mendapatkan mutiara dari kerang. Itu perdana saya tahu saat pelajaran Biologi SMA kelas 10. à Saya paham bagaimana sulitnya laki-laki mendapatkan wanita solehah yang bagus Islamnya, dari keturunan baik-baik, kaya atas kemandiriannya, cantik lahir batin pula.
Hanya orang yang jeli yang mendapatkan mutiara terbaik. à Hanya laki-laki baik yang mendapatkan perempuan baik. Itu wajarnya. Kalau ada laki-laki tidak baik mendapatkan perempuan baik, dia lelaki yang beruntung. Si perempuan dapat mengarahkan dia pada kebaikan. Kalau laki-laki baik mendapatkan perempuan tidak baik. Itulah kewajiban dia, sebagai imam (pemimpin), he MUST lead her to be straight.
Bentuk mutiara mempengaruhi komersilnya. Mutiara yang bentuknya aneh biasanya nilai jualnya rendah. Tapi seaneh-anehnya bentuk, tetap saja mutiara memiliki nilai jual tinggi di tangan pengrajin yang kreatif. à It’s about physical appearance J
Mutiara tetap mutiara. Terlepas dari bagaimana bentuknya. Selamanya ia menghiasi. à Islam memandang muslim as character, Islam menilai kita because of who we are and not how we look like. Demikian juga berlaku untuk perempuan. Bukan casingnya. Kalau ada cowok yang menyukai cewek karena fisiknya saja, ketahuilah bukan cowok itu yang menyukai si cewek, tapi nafsu-lah yang menyukai cewek itu. Kasian ceweknya.
Mutiara adalah precious jewelry dari dalam air. Untuk mendapatkan mutiara, ambil dulu kerangnya. Padahal, kerang sendiri di dalam laut. Dan padahal kalau udah dapat kerangnya, harus pakai “cara” untuk mendapatkan mutiara. Trus harus nunggu beberapa hari juga biar dapet mutiaranya. Tuh! Gak gampang kan? Segitunya alam nyimpen mutiara. à Seperti laki-laki yang menunggu jawaban. Laki-laki? Memangnya perempuan gak boleh menunggu jawaban?
We know, bukan hanya laki-laki saja yang bisa mendapatkan mutiara dari kerang melalui tangannya sendiri. à So, we have to remember how Khadijah binti Khuwailid melamar Muhammad bin Abdullah.
Hati-hati membawa mutiara. Samping kanan-kirimu bukan malaikat yang tidak punya nafsu untuk mencuri atau mencopet harta. Simpan mutiara itu rapat-rapat. à Kita tahu, cowok sangat posesif sama cewek – oke oke! cewek juga, kadang. Cowok keren tidak akan membiarkan ceweknya digoda dirayu cowok lain. Tidak akan dia biarkan ceweknya menjadi semudah dan semurah itu dirayu bahkan disentuh cowok lain. Dengan hijab, perempuan sangat dihargai. Seperti halnya kejadian dulu di pantai, saya tidak sengaja melihat sepasang kekasih hampir berciuman di depan mata saya. Karena si cowok menyadari adanya saya sebagai perempuan berhijab (semoga Allah meridhai), si cowok membatalkan aksinya. Cowok itu mungkin tidak menghargai hijab saya, tapi saya tahu, secara naluriah, dia menghargai “bagaimana” saya berhijab. Kejadian serupa mudah kita temui di negara-negara barat yang orangnya menghormati perbedaan. Contoh lain, saya melihat cewek berpakaian minim berjalan di depan gerombolan pemuda yang suka nongkrong. Mereka bersiul, like, “suit, suit!” menggoda cewek itu. Tapi pas saya lewat di depan mereka, iuh! Beda reaksi, bro, sis! “Asalamoalikuum..”, that’s what I heard. Jadi saya pikir… wuih, keren! Hanya lewat di depan mereka, seketika saya menjadikan mereka alim! LOL. – jujur saya bingung.. kalau kayak gitu, salamnya dijawab gak ya?
Orang yang serius ingin memiliki mutiara pasti membelinya. Sedangkan, pencuri mutiara adalah mereka yang ingin memiliki tapi tidak mampu membeli. Jadi, jalan pintas-lah yang diambil. Biasa, pencuri-pencuri itu saking cintanya sama harta. Kalaupun dia terpaksa mencuri mutiara itu, mungkin ada sesuatu lain yang sangat dia cintai sampai-sampai tega mencuri. à Possession is a sign of seriousness, jealousy is a sign of love. Perlakukan perempuan serius, bukan main-main. Perempuan tidak bisa hidup hanya bermodal cinta. Banyak sepasang kekasih yang bercinta di luar pernikahan. Gak sampai di gerbang pernikahan, put-tus. Udah deh. Kelar deh. Janji-janji manis? Boong deh. Kasian deh. Nangis deh. Bunuh diri deh. Nah, kalau seperti itu kan si laki-laki kelihatan banget nggak jantan. Dan si perempuan keliatan banget nggak betina(?) Oh, terdengar aneh. (Betina?) Yah pokoknya, kalau berani, hadapi orang tua gue! Itu prinsip wanita. Itu baru laki.
Masih banyak sisi lain dari mutiara yang bisa kita ibaratkan.
Oh, jadi, wanita itu seperti mutiara? Barang yang bisa dibeli?
*face palm*
Ya. Wanita seperti mutiara. Sosok yang bisa dimiliki. Tidak ada perumpamaan yang sempurna, seperti halnya tidak ada manusia yang sempurna. Itu aksioma. Mutiara, wanita, manusia, apapun itu, kalau suatu makhluk (ciptaan), ya ada kurangnya. Gak mungkin sesempurna Pencipta.
*face palm*
Ya. Wanita seperti mutiara. Sosok yang bisa dimiliki. Tidak ada perumpamaan yang sempurna, seperti halnya tidak ada manusia yang sempurna. Itu aksioma. Mutiara, wanita, manusia, apapun itu, kalau suatu makhluk (ciptaan), ya ada kurangnya. Gak mungkin sesempurna Pencipta.
Hijab
Dari penjabaran di atas, selain tanda ketaatan muslimah pada Rabb-nya, kita tahu hijab adalah bukti! Bukti perlindungan Allah terhadap wanita. Dengar pengakuan muslimah berhijab di bawah ini.
“…I get respect without even trying. I get doors opened for me. I get guys looking down and not giving me uncomfortable looks. When I walk with my friends, even those who don’t wear a hijab, guys stop harassing them because they see me. They see a muslim woman wearing a hijab. It feels like Allah shelters me from my surrounding, protecting me from any harm….”
Tenang. Gak melulu pakai hijab kok. Kita tidak perlu memakai hijab di depan our family or husband or girl friends which makes sense, doesn’t it?
So, buat kamu yang enggan berhijab, ayolah. ;)
Dan buat kamu yang masih berhijab nyeleneh, I wish you knew, modesty isn’t the opposite of fashion, and fashion isn’t about showing more of your body. Yeah! Hijab is real fashion of women, and it's a modesty (in shaa Allaah) J Be simple! Bahkan berkerudung miring sana miring sini, itu bukan suatu seni. Seni itu indah. Sementara yang ribet-ribet kayak gitu, apaan? Merusak mata yang memandang. -- Maaf saya harus jujur tentang ini.
Akhiru kalam, let’s always correct and renew our niyyah before wearing the hijab!
Wallah, I love you, sisters! J
Wallah, I love you, sisters! J


0 komentar:
Posting Komentar