Pertama kali membaca
ungkapan tersebut dari sebuah buku berjudul “The 7 Laws of Happiness”. Adalah bacaan
filosofis pertamaku dari perpustakaan sewaktu SMA kelas 10. Kalimat itu sangat
menginspirasiku untuk senantiasa berlaku baik terhadap semua orang. Menyayangi
semua orang.
Gak nyangka,
berhari-hari kemudian saat membaca 1100 Hadits Pilihan, aku menemukan ini tertulis di dalamnya :
berhari-hari kemudian saat membaca 1100 Hadits Pilihan, aku menemukan ini tertulis di dalamnya :
“...Cintailah orang lain
pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri ...” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Wow! Ada dalam hadits!
Adanya hadits tersebut semakin membenarkan ungkapan itu. Semakin yakin ungkapan
itu cocok untuk motto hidupku.
Beberapa tahun setelah itu, ada kejutan dari Allah yang berbunyi :
"...berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu..." (Terjemah Qur’an surat Al-Qashash ayat 77 - http://quran.com/28/77)
Allahu akbar! Sungguh..gak
nyangka selama ini, kata-kata hebat itu rupanya dari al-Qur’an. Seharusnya
sejak dulu aku menulis kalimat itu dengan menuliskan ayat apa berapa di akhir
kalimat, daripada menuliskan nama penulis buku motivasi itu di akhir
kalimatnya (I thank him anyway). Menyesal kenapa gak dulu-dulu baca al-Qur’an DAN maknanya. Jelas saja
kata-kata dari al-Qur’an itu jauh terlampau hebat. Coba bayangkan! Berbuat baik
seperti Allah berbuat baik kepada kita? Amazing. You know, Allah treats us the
best! Misal, aku ambil satu asmaul husna, ar-Rahiim (Maha Penyayang). Jadi
karena Allah Maha Penyayang, kita harus menyayangi orang lain semaha-mahanya.
Iyalah gak bakal sampai kita menjadi Maha Penyayang. Gak bakal sampai puncak dari
rasa sayang itu, tapi setidaknya berusaha semampu sayang kita.
Sekarang, 28:77 menjadi
ayat favoritku selain 17:54.
Nah, barusan aku lihat
kalimat-kalimat ini dalam sebuah hadits J Dekat maknanya.
“Tiada beriman seorang
dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya sebagaimana
yang dia cintai bagi dirinya.” (HR. Bukhari)
“...tidaklah (sempurna)
berimannya seseorang sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia
cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan” (HR. An-Nasaai)
“...hendaknya ia
perlakukan manusia sebagaimana ia suka diperlakukan demikian” (H.R Muslim)
Dan ini aku kutipkan juga salah
satu kalimat di “Bible” yang dilihat dari dasar maknanya kalimat itu menurutku sebenarnya lebih cocok disebut sebagai kalimat manusia (lebih-lebih nabi atau rasul saja)
daripada disebut sebagai kalimat Tuhan. Karena jelas
berbuat baik sebagaimana Tuhan berbaik kepada kita jauuuh lebih tinggi
derajatnya dibandingkan hanya berbuat baik sebagaimana orang lain berbuat baik
kepada kita.
“Perlakukanlah orang lain
seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka...” (Matius 7:12 - http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=mat&chapter=7&verse=12
– Oh, so-called the words of lord that can be changed by time has many versions
of this verse so I chose and made a quote of one which I think we can
understand easily)
Pikiran dari tulisan ini...



0 komentar:
Posting Komentar