Di bawah ini aku
utarakan salah satu dua dari sekian keindahan kerjasama antara tumbuhan,
hewan, dan manusia dalam daur kehidupan. J
Berawal dari sebuah
situs web dari wikipedia, tepatnya http://id.m.wikipedia.org/wiki/Templat:Tahukah_Anda/Mei (yang potongan kalimatnya aku bold).
#1 "... biji dari beberapa jenis tanaman tidak
dapat dicerna oleh saluran pencernaan hewan sehingga konsumsi buah oleh hewan
dapat menjadi sarana penyebaran biji yang keluar melalui kotoran hewan..."
Pernyataan tersebut
mengingatkanku pada kopi luwak.
Tahukah kamu?
Luwak memiliki indera penciuman yang peka dan hanya akan memilih buah kopi yang benar-benar matang optimal untuk menjadi makanannya. Dalam hal ini, maka logikanya biji kopi yang diambil hewan luwak adalah biji kopi terbaik.
Luwak memiliki indera penciuman yang peka dan hanya akan memilih buah kopi yang benar-benar matang optimal untuk menjadi makanannya. Dalam hal ini, maka logikanya biji kopi yang diambil hewan luwak adalah biji kopi terbaik.
Tapi masalahnya bukan
itu. Masalahnya, biji kopi itu dari kotoran luwak. Kesannya gimanaaa gitu.
Yeah, it’s nasty, isn’t it?
Ya terserah untuk nasty
atau enggaknya. Tergantung individu. Aku sih lebih fokus ke biji kopinya, bukan
kotoran luwaknya. Haha.
Bukan begitu.
Maksudnya, halal gak tuh? Kan dari kotoran luwak.
Ooh,
soal halal enggaknya, aku lihat di http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/368/hukum-kopi-luwak/.
Katanya, menurut fiqh madzhab Syafi’I (An-Nawawi, al-Majmu’ , 2/ 573) :
“Para sahabat kami (dari ulama madzhab Syafi’i) rahimahumullah
mengatakan: “Jika ada hewan memakan biji-bijian (dari tumbuhan) dan keluar lagi
dari dari perutnya dalam keadaan masih baik, jika kerasnya masih utuh,
yaitu jika biji tersebut ditanam kembali, akan dapat tumbuh, maka biji
tersebut dikatakan suci, tetapi harus dibersihkan luarnya karena terkena najis… ”
Pendapat tersebut diambil oleh MUI (Majelis Ulama
Indonesia) di dalam sidang fatwanya pada hari Selasa (20/ 7/ 2010) yang
menetapkan bahwa biji kopi yang keluar bersama kotoran binatang tersebut
statusnya halal setelah adanya proses penyucian.
#2 “...musang
rase diambil minyaknya yang harum dan diolah menjadi minyak-minyak yang bernama
dedes, jebat, dan juga kasturi..."
Pertama
kali membaca kalimat tersebut cukup mengagetkan aku. Ternyata, minyak kasturi
itu juga dari
binatang.
Pada
kalimat tersebut kasturi menjadi perhatianku, mengingat adanya hadits riwayat
Muslim yang kurang lebih artinya :
“Sebaik-baik wewangian
adalah minyak kasturi.”
Kalau tidak, inilah hadits yang
sering kita dengar :
“Sungguh bau mulut
orang yang berpuasa di sisi ALLAH kelak pada hari kiamat lebih wangi
daripada minyak kasturi.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i dan Ibnu
Majah)
Dan bagaimana tidak
menjadi perhatian, lha wong kasturi disebut dalam al-Quran :
“...Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar
berada dalam keni'matan yang besar (surga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan
sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup
mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak
(tempatnya), laknya adalah kasturi;
dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba....” (TQS.Al-Muthaffifiin/83:22-26)
Dari sisi hewan,
ternyata pun bukan cuma musang rase yang menghasilkan minyak kasturi. Menurut
situs web http://minyakkasturi.wordpress.com/,
di dunia ini, hanya terdapat lima jenis hewan yang menghasilkan kasturi yaitu
kijang jantan, lembu, musang, kura-kura dan tikus (tikus jenis tikus muskrat - Ondatra zibethicus). Paling populer
adalah kasturi kijang jantan yang hidup di pergunungan Himalaya.
Wow! So, dimana letak keindahan kerjasama makhluk
hidupnya?
#1 Luwak yang butuh makan, memakan buah kopi. Buah
kopi dimakan luwak, menghasilkan biji. Maka, luwak secara tidak langsung
membantu tumbuhan untuk memperbanyak generasinya melalui penyebaran biji.
Sedangkan, di sisi lain manusia butuh biji kopi itu. Kemudian si manusia
memanfaatkan biji kopi hasil pencernaan luwak itu sebagian untuk dikonsumsi, sebagian
lain untuk diproduksi agar menghasilkan tanaman kopi yang baru.
#2 Musang rase menghasilkan kasturi yang merupakan salah
satu bahan pembuatan minyak wangi. Minyak wangi menjadi kebutuhan tersier
manusia. Dengan demikian untuk selanjutnya manusia mengembangkan kehidupan
musang rase untuk kebutuhan si manusia itu sendiri.
Ah, sebenarnya kalau dikait-kaitkan gitu mah alam
ini saling terkait. Gak usah contoh kedua hal di atas lah, banyak contoh
sederhana. Tapi yaa...terserah gue sih.

0 komentar:
Posting Komentar