... السلام عليكم

Jumat, 30 Mei 2014

Indahnya Alam Bekerjasama



Di bawah ini aku utarakan salah satu dua dari sekian keindahan kerjasama antara tumbuhan, hewan, dan manusia dalam daur kehidupan. J
Berawal dari sebuah situs web dari wikipedia, tepatnya http://id.m.wikipedia.org/wiki/Templat:Tahukah_Anda/Mei (yang potongan kalimatnya aku bold).

#1 "... biji dari beberapa jenis tanaman tidak dapat dicerna oleh saluran pencernaan hewan sehingga konsumsi buah oleh hewan dapat menjadi sarana penyebaran biji yang keluar melalui kotoran hewan..."
Pernyataan tersebut mengingatkanku pada kopi luwak.
Tahukah kamu?
Luwak memiliki indera penciuman yang peka dan hanya akan memilih buah kopi yang benar-benar matang optimal untuk menjadi makanannya. Dalam hal ini, maka logikanya biji kopi yang diambil hewan luwak adalah biji kopi terbaik.
Tapi masalahnya bukan itu. Masalahnya, biji kopi itu dari kotoran luwak. Kesannya gimanaaa gitu. Yeah, it’s nasty, isn’t it?
Ya terserah untuk nasty atau enggaknya. Tergantung individu. Aku sih lebih fokus ke biji kopinya, bukan kotoran luwaknya. Haha.
Bukan begitu. Maksudnya, halal gak tuh? Kan dari kotoran luwak.
Ooh, soal halal enggaknya, aku lihat di http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/368/hukum-kopi-luwak/. Katanya, menurut fiqh madzhab Syafi’I (An-Nawawi, al-Majmu’ , 2/ 573) :
 “Para sahabat kami (dari ulama madzhab Syafi’i) rahimahumullah mengatakan: “Jika ada hewan memakan biji-bijian (dari tumbuhan) dan keluar lagi dari dari perutnya dalam keadaan masih baik,  jika kerasnya masih utuh, yaitu jika biji tersebut ditanam kembali, akan dapat tumbuh,  maka biji tersebut dikatakan suci, tetapi harus dibersihkan luarnya karena terkena najis…
Pendapat tersebut diambil oleh  MUI (Majelis Ulama Indonesia) di dalam sidang fatwanya pada hari Selasa (20/ 7/ 2010) yang menetapkan bahwa biji kopi yang keluar bersama kotoran binatang tersebut statusnya halal setelah adanya proses penyucian.

#2 “...musang rase diambil minyaknya yang harum dan diolah menjadi minyak-minyak yang bernama dedes, jebat, dan juga kasturi..."
Pertama kali membaca kalimat tersebut cukup mengagetkan aku. Ternyata, minyak kasturi itu juga dari binatang.
Pada kalimat tersebut kasturi menjadi perhatianku, mengingat adanya hadits riwayat Muslim yang kurang lebih artinya :
“Sebaik-baik wewangian adalah minyak kasturi.”
Kalau tidak, inilah hadits yang sering kita dengar :
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi ALLAH kelak pada hari kiamat lebih wangi daripada minyak kasturi.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Dan bagaimana tidak menjadi perhatian, lha wong kasturi disebut dalam al-Quran :
“...Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni'matan yang besar (surga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kasturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba....” (TQS.Al-Muthaffifiin/83:22-26)
Dari sisi hewan, ternyata pun bukan cuma musang rase yang menghasilkan minyak kasturi. Menurut situs web http://minyakkasturi.wordpress.com/, di dunia ini, hanya terdapat lima jenis hewan yang menghasilkan kasturi yaitu kijang jantan, lembu, musang, kura-kura dan tikus (tikus jenis tikus muskrat - Ondatra zibethicus). Paling populer adalah kasturi kijang jantan yang hidup di pergunungan Himalaya.

Wow! So, dimana letak keindahan kerjasama makhluk hidupnya?
#1 Luwak yang butuh makan, memakan buah kopi. Buah kopi dimakan luwak, menghasilkan biji. Maka, luwak secara tidak langsung membantu tumbuhan untuk memperbanyak generasinya melalui penyebaran biji. Sedangkan, di sisi lain manusia butuh biji kopi itu. Kemudian si manusia memanfaatkan biji kopi hasil pencernaan luwak itu sebagian untuk dikonsumsi, sebagian lain untuk diproduksi agar menghasilkan tanaman kopi yang baru.
#2 Musang rase menghasilkan kasturi yang merupakan salah satu bahan pembuatan minyak wangi. Minyak wangi menjadi kebutuhan tersier manusia. Dengan demikian untuk selanjutnya manusia mengembangkan kehidupan musang rase untuk kebutuhan si manusia itu sendiri.

Ah, sebenarnya kalau dikait-kaitkan gitu mah alam ini saling terkait. Gak usah contoh kedua hal di atas lah, banyak contoh sederhana. Tapi yaa...terserah gue sih.

0 komentar:





Terima kasih. Semoga bermanfaat.
... والسلامعليكم

Kacamata

 

Ardiarti Bangun Wijaya Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez