... السلام عليكم

Kamis, 25 Juni 2015

Masalah



“...Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu 1.rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa 2.kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat).”


Kalimat berhuruf tebal 1. dan 2. adalah kata kunci. Berdasarkan kalimat 1, ‘rahmat dari Kami’, artinya bahwa semua rahmat, kebaikan datangnya dari Allah. Jika bertanya, mengapa di situ ditulisnya Kami dan bukan Allah? Lihat jawabannya di sini
Berdasarkan kalimat 2, ‘kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri’, berarti bahwa memang pada dasarnya segala masalah itu datangnya atau awalnya dari diri kita sendiri. Dari tangan kita sendiri. Coba direnungkan, benarkah itu?
Mari kubantu merenungkannya. Misal kamu membeli laptop untuk keperluan sekolah. Setelah membeli, laptop pun rusak. Mana tak ada garansi. Masalah ini tak akan terjadi jika kamu tidak membeli laptop. Okay, tidak membeli laptop artinya kamu bermasalah dengan aktivitas sekolahmu karena tidak punya laptop. But, hey! Siapa yang memutuskan untuk sekolah? Jadi kamu tak akan bermasalah dengan laptop itu kalau kamu tak sekolah bukan? Dan seterusnya hingga akar masalahnya ada di kamu.
Maka jelaslah bahwa kitalah pembuat keputusan dan setiap keputusan mempunyai resiko. Resiko buruk itulah yang disebut masalah.
Ya ya ya, akar masalahnya kita. Lalu siapa yang menciptakan kita? Tuhan kan? Berarti Tuhanlah yang membuat masalah.
Tuhan tidak membuat masalah. Kamu yang membuat. Tuhan menciptakan kamu, lalu kamu membuat masalah. Apa itu salah Tuhan? Jadi misal Ibumu melahirkanmu, kamu dewasanya berbuat salah, lantas apakah yang salah Ibumu karena melahirkanmu? Tentu tidak.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Guru agamaku kelas XII, Bapak Supadi, pernah menjelaskan ayat di atas kepada kami. Bahwa setiap kerusakan, setiap masalah, adalah kita yang menciptakan, kita yang membuat. Tuhan disebut menciptakan masalah dalam artian Dia mengizinkan kamu menciptakan masalah itu. Atas izin-Nya itulah orang sering bertanya, “Mengapa Tuhan memberi masalah ini kepadaku?” Padahal dia sendiri yang 'menciptakan' masalah itu. Tuhan hanya mengizinkan. Karena Dia tahu kamu sanggup menyelesaikannya.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...” (http://quran.com/2/286)

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”

Hidup ini ujian. Masalah itu sebenarnya tidak ada. Yang memberatkan masalah hanyalah mempermasalahkannya. Dan cara untuk menambah masalah adalah menunda menyelesaikannya. We shall overcome, In syaa Allah.

0 komentar:





Terima kasih. Semoga bermanfaat.
... والسلامعليكم

Kacamata

 

Ardiarti Bangun Wijaya Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez