... السلام عليكم

Senin, 30 Oktober 2017

Dear My Future Husband



Dengan menyebut nama Allah, aku berharap
Dia memberi kesempatan bagiku untuk menemuimu di dunia, sebelum akhirnya bersamamu di akhirat.

Aku tidak menjadikanmu pencarian, bukan berarti tidak mengharap kehadiranmu. Pada saat ini, orang tuaku membutuhkan balasan atas kasih sayang mereka selama ini, meskipun mereka tidak meminta. Aku tahu hal itu tak akan terpenuhi. Paling tidak mata mereka bisa mengisyaratkan bahagia. Pada saat ini. Bersama mereka. Sebelum aku, atas nama Allah, dititipkan kepadamu. Pada saat ini. Saat yang tidak ingin segera berakhir untuk mereka, sekaligus ingin segera kuakhiri untukmu.

Tidak kemana-mana. Masih menunggu ketegasanmu. Penegasan di depan mereka  yang menjagaku sejak belum dilahirkan.
Tidak usah buru-buru. Terbaik tidak selalu yang tercepat.
Tidak pula lama-lama. Umur kita belum tentu panjang.
Kalaulah dipertemukan setelah mati, aku tidak berharap apa-apa tentangmu. Aku lebih berharap bertemu dengan Dia yang menciptakanmu...

Apabila sekarang aku adalah pilihan. Jangan sakiti pilihan yang lain. Kembalilah pada-Nya. Kau tahu, iman dan hawa nafsu berbeda. Kembalilah pada-Nya.
Apabila kelak aku tidak lagi menjadi pilihan. Jangan jadikan aku satu-satunya. Karena sebesar apapun cinta, pastikan besarnya untuk Yang Esa. Kau tahu, berpisah yang indah sebab kematian. Bukan sebab kenyataan yang tidak sesuai harapan.

Semoga kita diberi umur yang berkah, persinggahan terakhir yang lapang, dan surga yang keindahannya belum pernah kita bayangkan. Aamiin.

_______________________________________________
Ditulis dalam rangka mengiyakan tantangan seorang sahabat yang ramah.

0 komentar:





Terima kasih. Semoga bermanfaat.
... والسلامعليكم

Kacamata

 

Ardiarti Bangun Wijaya Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez