... السلام عليكم

Senin, 30 September 2013

Canda dan Keseharian Rasulullah SAW





#. Suatu saat Rasulullah mendapatkan undangan pernikahan, di sana dihidangkan daging unta panggang. Tiba-tiba ada seorang sahabat yang buang angin dengan lirih tapi baunya luar biasa dan kemana-mana. Tapi tak seorangpun yang mengaku telah buang angin karena malu. Para hadirin pun bergunjing: “Lihat saja nanti siapa yang saat sholat berwudhu dulu, berarti dialah yang buang angin”. Mendengar gunjingan itu Rasulpun dengan jenaka sekalian agar tidak ada seorangpun yang dipermalukan, segera berkata: “Barang siapa yang makan daging unta, maka hendaklah ia berwudhu!” (H.R.Muslim). Maka
selamatlah si sahabat yang buang angin itu atas strategi yang jitu dari Rasulullah SAW. Kemudian semua hadirin pun berwudhu ketika mau sholat karena semuanya telah makan daging unta bakar. (Sebagian Ulama, sebagaimana para Ulama Saudi menggunakan hadist ini untuk menyatakan bahwa makan daging unta itu membatalkan wudhu).



#. Suatu pagi Aisyah, istri Rasul yang sering dipanggil Khumairo’ (artinya: wanita berkulit cantik dengan rona kemerahan) menyediakan air minum untuk suami tercinta baginda Rasulullah SAW yang sedang menjadi Imam sholat subuh. Setelah selesai sholat, Rasul masuk ke rumah dan segera duduk untuk menikmati minuman hangat yang disediakan Aisyah. Namun baru sedikit diminum, terasa ada sesuatu yang aneh. Minuman itu bukan terasa manis tapi asin. Rupanya Aisyah telah keliru mengambil garam, padahal seharusnya gula. Rasul pun dengan kalem dan sabar memanggil Aisyah dengan panggilan kesayangannya itu: "Wahai, Khumairo’, kemarilah! Yuk kita menikmati minum pagi ini segelas berdua”. Maka Aisyah datang dan duduk dengan manja di samping Rasul. Ia pun segera menerima gelas dari tangan Rasul dan mulai meminumnya. Tiba-tiba wajah Aisyah berubah kecut, malu bercampur takut. Ia segera tersadar bahwa ia telah keliru mengambil gula. Namun Rasul pun bersabda dengan penuh kesabaran: “Wahai Khumairo’, jangan takut, tidak apa-apa. Tapi lain kali jangan menaruh gula berdampingan dengan garam.” Maka dengan tersipu-sipu Aisyah mohon maaf dan berjanji untuk lebih berhati-hati lain kali. (Au kamaa qool).



#. Seorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW, meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya yang berat dan cukup banyak. Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana itu”. Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barangku ini?” Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Bukankah tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta?” Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih).


#. Seorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah: “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua sebagaimana engkau”. Perempuan itu pun menangis mengingat nasibnya. Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al-Waaqi’ah ayat 35 sampai 37: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (Riwayat At Tirmidzi, hadits hasan)



#. Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir mencintai Rasul. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir, sehingga kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Hei,,siapa ini? Lepaskan aku!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini?” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra)



#. Suatu ketika, Rasulullah SAW dan para sahabat sedang buka puasa. Hidangan pembuka puasa saat itu dengan kurma dan air putih. Dalam suasana hangat itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul isengnya. Ali mengumpulkan isi kurma-nya dan diletakkan di tempat isi kurma Rasulullah SAW. Kemudian Ali dengan tersipu-sipu mengatakan kalau Rasulullah SAW sepertinya sangat lapar dengan adanya tumpukan isi kurma yang lebih banyak. Rasulullah SAW yang sudah mengetahui keisengan Ali segera “membalas” Ali dengan mengatakan kalau yang lebih lapar sebenarnya siapa, antara Rasulullah SAW ataukah Ali ra Sedangkan tumpukan kurma milik Ali sendiri tak bersisa, bahkan isinya sekalianpun tak bersisa. (Au Kamaa Qool / HR. Bukhori, dhoif)



#. Aisyah ra berkata: “Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ‘Silakan kalian berjalan duluan!’ Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, ‘Marilah kita berlomba.’ Aku pun menyambut ajakan beliau dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari. Suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. ‘Silakan kalian berjalan duluan.’ Para sahabat pun berjalan lebih dulu. Kemudian beliau berkata kepadaku, ‘Marilah kita berlomba.’ Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, ‘Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini?’ Beliau berkata, ‘Marilah kita mulai.’ Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tersenyum seraya berkata, ‘Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.’” (HR Ahmad dan Abi Dawud)



#. Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada Aisyah, “Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.” Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?” Beliau menjawab, ”Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam sumpahmu “Tidak, demi Tuhan, Muhammad”, Akan tetapi jika engkau sedang marah, engkau akan bersumpah, “Tidak, demi Tuhan, Ibrahim!”” Aisyah pun menjawab, “Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali namamu saja.” (HR Bukhari dan Muslim)



#. Adalah Rasulullah sangat menyayangi kedua cucunya Hasan bin Ali dan Husain bin Ali. Rasulullah sering mencium kedua cucunya itu sampai ada seorang sahabat yang berkata: "Engkau suka menciumi cucu-cucu anda ya Rasulullah? Saya punya banyak anak tapi saya tak pernah sekalipun menciumi mereka". Maka Rasulullah SAW bersabda: " من لم يرحم لا يرحم (Barang siapa tidak memiliki kasih sayang - dia tidak akan disayang Allah)".
Diantara bentuk kasih sayang Rasulullah kepada cucu-cucunya, beliau sering merangkak jadi kuda-kudaan ditunggang berebut dan bergantian oleh kedua cucunya tersebut. Diriwayatkan bahwa sering dalam sholatnya beliau memperlama sujudnya karena kedua cucunya naik di atas punggungnya ketika beliau sujud itu. Baru ketika kedua cucunya itu turun dari punggung, beliaupun menyelesaikan sujudnya.
Beliau juga dikenal suka bercanda dan sangat menyayangi anak-anak kecil. Anak-anak biasa menunggu Rasul pulang dari masjid. Bila telah nampak Rasulullah, mereka segera berlomba berlari. Siapa yang duluan mencapai Rasul, dia akan mendapat hadiah yakni diangkat pundak Rasul yang kanan, juara kedua diangkat pada pundak Rasul yang kiri, sedang juara ketiga akan dinaikkan ke punggungnya. Demikian kecintaan Rasul pada anak-anak.



#. Alkisah, hiduplah di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi yang matanya buta. Hari demi hari ia lalui dengan selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Padahal di setiap paginya Rasulullah SAW mendatangi pengemis itu dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu…………
Syahdan
Suatu hari Abubakar ra berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah ra.. Beliau bertanya kepada Aisyah, "Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?", Aisyah ra menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?”, tanya Abubakar ra. “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah ra.
Keesokan harinya, Abubakar ra pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar ra mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar ra mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu?". Abubakar ra menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abubakar ra tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar ra ia pun menangis dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia...” Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar ra



#. Alkisah, ada seorang nenek tua baru pulang dari pasar melalui jalanan kecil. Tiba-tiba perutnya berontak dan keluarlah angin dari perutnya yang mulas itu dengan suara amat keras. Rupanya si nenek di pasar makan sesuatu yang merangsang keluarnya gas dilambungnya. Ketika si nenek menoleh kebelakang, betapa terkejut dan kagetnya dia karena tepat dibelakangnya ada Rasul Muhammad SAW yang sedang lewat. Betapa malunya dia karena telah buang angin dengan suara teramat keras dihadapan Rasulullah. Maka dengan penuh rasa malu dan penyesalan yang luar biasa si nenek meminta maaf kepada Rasul dengan suara bergetar: "Ya Rasulallah, maafkan aku yang telah buang angina sembarangan di hadapan tuan tanpa kira-kira". "Apa?" jawab Rasul. "Tolong keraskan suaramu karena aku agak tuli.". Si nenek pun beberapa kali minta maaf kepada Rasul dengan suara agak lebih dikeraskan. Namun beberapa kali pula Rasul menyatakan beliau agak tuli. Maka si nenek pun tersenyum puas dan bersyukur karena Rasul ternyata agak tuli sehingga beliau tidak mendengar suara gas perutnya yang keras itu. Si nenekpun mengucap: “Alhamdulillah, ternyata Rasul tidak mendengar kentut saya. Padahal Rasul tidak tuli, Rasul mendengar suara gas yang keras itu. Namun Rasul pura-pura tuli untuk menjaga perasaan si nenek.



 #. Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakang beliau mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai sholat, “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?” Namun Rasulullah menjawab, “Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.” Mendengar jawaban ini sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, “Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…” Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata, perut Rasulullah yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah bergerak. Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?” Rasulullah menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan engkau korbankan demi aku. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?” Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah melanjutkan, “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di akhirat kelak.” (Anam)






0 komentar:





Terima kasih. Semoga bermanfaat.
... والسلامعليكم

Kacamata

 

Ardiarti Bangun Wijaya Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez