#. Suatu saat Rasulullah
mendapatkan undangan pernikahan, di sana dihidangkan daging unta panggang.
Tiba-tiba ada seorang sahabat yang buang angin dengan lirih tapi baunya luar
biasa dan kemana-mana. Tapi tak seorangpun yang mengaku telah buang angin
karena malu. Para hadirin pun bergunjing: “Lihat saja nanti siapa yang saat
sholat berwudhu dulu, berarti dialah yang buang angin”. Mendengar gunjingan itu
Rasulpun dengan jenaka sekalian agar tidak ada seorangpun yang dipermalukan,
segera berkata: “Barang siapa yang makan daging unta, maka hendaklah ia
berwudhu!” (H.R.Muslim). Maka
selamatlah si sahabat yang buang angin itu atas strategi yang jitu dari Rasulullah SAW. Kemudian semua hadirin pun berwudhu ketika mau sholat karena semuanya telah makan daging unta bakar. (Sebagian Ulama, sebagaimana para Ulama Saudi menggunakan hadist ini untuk menyatakan bahwa makan daging unta itu membatalkan wudhu).
selamatlah si sahabat yang buang angin itu atas strategi yang jitu dari Rasulullah SAW. Kemudian semua hadirin pun berwudhu ketika mau sholat karena semuanya telah makan daging unta bakar. (Sebagian Ulama, sebagaimana para Ulama Saudi menggunakan hadist ini untuk menyatakan bahwa makan daging unta itu membatalkan wudhu).
#. Suatu pagi Aisyah,
istri Rasul yang sering dipanggil Khumairo’ (artinya: wanita berkulit cantik
dengan rona kemerahan) menyediakan air minum untuk suami tercinta baginda Rasulullah
SAW yang sedang menjadi Imam sholat subuh. Setelah selesai sholat, Rasul masuk
ke rumah dan segera duduk untuk menikmati minuman hangat yang disediakan
Aisyah. Namun baru sedikit diminum, terasa ada sesuatu yang aneh. Minuman itu
bukan terasa manis tapi asin. Rupanya Aisyah telah keliru mengambil garam,
padahal seharusnya gula. Rasul pun dengan kalem dan sabar memanggil Aisyah
dengan panggilan kesayangannya itu: "Wahai, Khumairo’, kemarilah! Yuk kita
menikmati minum pagi ini segelas berdua”. Maka Aisyah datang dan duduk dengan
manja di samping Rasul. Ia pun segera menerima gelas dari tangan Rasul dan
mulai meminumnya. Tiba-tiba wajah Aisyah berubah kecut, malu bercampur takut.
Ia segera tersadar bahwa ia telah keliru mengambil gula. Namun Rasul pun bersabda
dengan penuh kesabaran: “Wahai Khumairo’, jangan takut, tidak apa-apa. Tapi
lain kali jangan menaruh gula berdampingan dengan garam.” Maka dengan tersipu-sipu
Aisyah mohon maaf dan berjanji untuk lebih berhati-hati lain kali. (Au kamaa
qool).
#. Seorang sahabat mendatangi
Rasulullah SAW, meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk
memindahkan barang-barangnya yang berat dan cukup banyak. Rasulullah berkata:
“Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana
itu”. Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban
yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup
memikul barang-barangku ini?” Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta
itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Bukankah tidak mungkin seekor
anak unta lahir dari ibu selain unta?” Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti
canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih).
#. Seorang perempuan
tua bertanya pada Rasulullah: “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti
aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya Ummi, sesungguhnya di surga
tidak ada perempuan tua sebagaimana engkau”. Perempuan itu pun menangis
mengingat nasibnya. Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat
Al-Waaqi’ah ayat 35 sampai 37: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka
(bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan,
penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (Riwayat At Tirmidzi, hadits
hasan)
#. Seorang sahabat
bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu
juga Zahir mencintai Rasul. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya
di gurun pasir, sehingga kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang
pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang
ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba
Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Hei,,siapa ini?
Lepaskan aku!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang
memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan
pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau
membeli budak ini?” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan
mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir.
Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan
merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra)
#. Suatu ketika, Rasulullah
SAW dan para sahabat sedang buka puasa. Hidangan pembuka puasa saat itu dengan
kurma dan air putih. Dalam suasana hangat itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul
isengnya. Ali mengumpulkan isi kurma-nya dan diletakkan di tempat isi kurma Rasulullah
SAW. Kemudian Ali dengan tersipu-sipu mengatakan kalau Rasulullah SAW
sepertinya sangat lapar dengan adanya tumpukan isi kurma yang lebih banyak. Rasulullah
SAW yang sudah mengetahui keisengan Ali segera “membalas” Ali dengan mengatakan
kalau yang lebih lapar sebenarnya siapa, antara Rasulullah SAW ataukah Ali ra Sedangkan
tumpukan kurma milik Ali sendiri tak bersisa, bahkan isinya sekalianpun tak
bersisa. (Au Kamaa Qool / HR. Bukhori, dhoif)
#. Aisyah ra berkata:
“Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku
masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ‘Silakan kalian
berjalan duluan!’ Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau
berkata kepadaku, ‘Marilah kita berlomba.’ Aku pun menyambut ajakan beliau dan
ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari. Suatu ketika aku bepergian
lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. ‘Silakan kalian
berjalan duluan.’ Para sahabat pun berjalan lebih dulu. Kemudian beliau berkata
kepadaku, ‘Marilah kita berlomba.’ Saat itu aku sudah lupa terhadap
kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, ‘Bagaimana
aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini?’
Beliau berkata, ‘Marilah kita mulai.’ Aku pun melayani ajakan berlomba dan
ternyata beliau mendahului aku. Beliau tersenyum seraya berkata, ‘Ini untuk
menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.’” (HR Ahmad dan Abi Dawud)
#. Rasulullah SAW juga
pernah bersabda kepada Aisyah, “Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat
kamu marah kepadaku.” Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?” Beliau
menjawab, ”Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam
sumpahmu “Tidak, demi Tuhan, Muhammad”, Akan tetapi jika engkau sedang marah,
engkau akan bersumpah, “Tidak, demi Tuhan, Ibrahim!”” Aisyah pun menjawab,
“Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali
namamu saja.” (HR Bukhari dan Muslim)
#. Adalah Rasulullah
sangat menyayangi kedua cucunya Hasan bin Ali dan Husain bin Ali. Rasulullah
sering mencium kedua cucunya itu sampai ada seorang sahabat yang berkata:
"Engkau suka menciumi cucu-cucu anda ya Rasulullah? Saya punya banyak anak
tapi saya tak pernah sekalipun menciumi mereka". Maka Rasulullah SAW
bersabda: " من لم يرحم لا يرحم (Barang siapa tidak memiliki kasih sayang - dia tidak
akan disayang Allah)".
Diantara bentuk kasih
sayang Rasulullah kepada cucu-cucunya, beliau sering merangkak jadi kuda-kudaan
ditunggang berebut dan bergantian oleh kedua cucunya tersebut. Diriwayatkan
bahwa sering dalam sholatnya beliau memperlama sujudnya karena kedua cucunya
naik di atas punggungnya ketika beliau sujud itu. Baru ketika kedua cucunya itu
turun dari punggung, beliaupun menyelesaikan sujudnya.
Beliau juga dikenal
suka bercanda dan sangat menyayangi anak-anak kecil. Anak-anak biasa menunggu Rasul
pulang dari masjid. Bila telah nampak Rasulullah, mereka segera berlomba berlari.
Siapa yang duluan mencapai Rasul, dia akan mendapat hadiah yakni diangkat
pundak Rasul yang kanan, juara kedua diangkat pada pundak Rasul yang kiri,
sedang juara ketiga akan dinaikkan ke punggungnya. Demikian kecintaan Rasul
pada anak-anak.
#. Alkisah, hiduplah
di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi yang matanya buta.
Hari demi hari ia lalui dengan selalu berkata "Wahai saudaraku jangan
dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila
kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Padahal di setiap paginya
Rasulullah SAW mendatangi pengemis itu dengan membawa makanan, dan tanpa
berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada
pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang
yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang beliau SAW
wafat. Setelah kewafatan Rasulullah, tidak ada lagi orang yang membawakan
makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu…………
Syahdan
Suatu hari Abubakar ra
berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah ra.. Beliau bertanya kepada Aisyah, "Anakku,
adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?", Aisyah ra menjawab
pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. Hampir
tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah
saja". "Apakah Itu?”, tanya Abubakar ra. “Setiap pagi Rasulullah SAW
selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis
Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah ra.
Keesokan harinya,
Abubakar ra pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada
pengemis itu. Abubakar ra mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu
kepadanya. Ketika Abubakar ra mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak,
"Siapakah kamu?". Abubakar ra menjawab, "Aku orang yang
biasa". "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku",
jawab si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini
memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu
selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan
mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnnya sendiri", pengemis
itu melanjutkan perkataannya. Abubakar ra tidak dapat menahan air matanya, ia
menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa
datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu
telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar
cerita Abubakar ra ia pun menangis dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama
ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku
sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu
mulia...” Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar
ra
#. Alkisah, ada seorang
nenek tua baru pulang dari pasar melalui jalanan kecil. Tiba-tiba perutnya
berontak dan keluarlah angin dari perutnya yang mulas itu dengan suara amat keras.
Rupanya si nenek di pasar makan sesuatu yang merangsang keluarnya gas
dilambungnya. Ketika si nenek menoleh kebelakang, betapa terkejut dan kagetnya
dia karena tepat dibelakangnya ada Rasul Muhammad SAW yang sedang lewat. Betapa
malunya dia karena telah buang angin dengan suara teramat keras dihadapan Rasulullah.
Maka dengan penuh rasa malu dan penyesalan yang luar biasa si nenek meminta
maaf kepada Rasul dengan suara bergetar: "Ya Rasulallah, maafkan aku yang
telah buang angina sembarangan di hadapan tuan tanpa kira-kira".
"Apa?" jawab Rasul. "Tolong keraskan suaramu karena aku agak
tuli.". Si nenek pun beberapa kali minta maaf kepada Rasul dengan suara
agak lebih dikeraskan. Namun beberapa kali pula Rasul menyatakan beliau agak
tuli. Maka si nenek pun tersenyum puas dan bersyukur karena Rasul ternyata agak
tuli sehingga beliau tidak mendengar suara gas perutnya yang keras itu. Si
nenekpun mengucap: “Alhamdulillah, ternyata Rasul tidak mendengar kentut saya. Padahal
Rasul tidak tuli, Rasul mendengar suara gas yang keras itu. Namun Rasul pura-pura
tuli untuk menjaga perasaan si nenek.
#. Suatu
ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di
belakang beliau mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah
bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat
keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai sholat, “Ya Rasulullah,
kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah
Anda sakit?” Namun Rasulullah menjawab, “Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan
segar.” Mendengar jawaban ini sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, “Lalu
mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi
bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…” Melihat kecemasan di
wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat
terkejut. Ternyata, perut Rasulullah yang kempis, kelihatan dililiti
sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu
kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah
bergerak. Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda
menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?” Rasulullah
menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan engkau
korbankan demi aku. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti,
apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?” Para sahabat hanya
tertegun. Rasulullah melanjutkan, “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah
buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih
lagi tiada yang kelaparan di akhirat kelak.” (Anam)

0 komentar:
Posting Komentar